Rekap Pekanan Pasar FX: Kinerja NZD Terfavorit

Dolar AS mengakhiri pekan ketiga bulan September dengan melemah terhadap Yen, Euro, dan New Zealand. Dalam kebijakan moneternya Kamis lalu, Federal Reserve AS mengekspektasikan bahwa suku bunga akan tetap nol, setidaknya hingga tahun 2023. Rate suku bunga The Fed saat ini dipertahankan di kisaran 0%-0.25%.

Menurut Kathy Lien dari BK Asset Management, kestabilan kebijakan moneter The Fed dalam jangka panjang semacam itulah yang menurut Lien, menjadi penyebab tarik-tambang antara pasar mata uang dan saham saat ini.

Pemulihan ekonomi global kembali kehilangan momentum. Kasus infeksi virus Corona mulai naik di Eropa dan masih bisa melonjak juga di AS. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain. Sementara melihat pilpres AS yang kurang dari 7 pekan, maka boleh jadi akan sulit bagi saham untuk melanjutkan perolehan yang sudah dihimpun.

Kepercayaan Konsumen AS menunjukkan peningkatan, tetapi defisit neraca berjalan saat ini melambung di kuartal kedua. Artinya, kenaikan sentimen konsumen tersebut merupakan sebuah kejutan, mengingat bahwa saham-saham secara umum sedang merosot dan tunjangan pengangguran ekstra bagi warga AS belum dilanjutkan. Selain itu, hal ini berarti bahwa masih ada banyak harapan yang mengiringi kemajuan vaksin.

New Zealand Sukses Babat Corona, NZD/USD Menguat

Dolar New Zealand menjadi mata uang paling diminati pekan lalu. NZD/USD terus menguat menyusul pengumuman pemerintah Selandia Baru yang menyatakan tak ada kasus infeksi COVID-19 baru di negara mereka sejak tanggal 10 Agustus lalu. Selandia Baru merupakan negara yang paling depan dalam upaya menghentikan wabah virus Corona, baik gelombang pertama maupun kedua. Kesuksesan PM Jacinda Ardern dalam mengatasi virus Corona di negaranya ini, menjadi alasan utama bullish Dolar New Zealand saat ini.

Pergerakan saham dalam sepekan terakhir terbilang flat, dan reli Dolar masih menunjukkan aksi penghindaran risiko. Buktinya, USD/JPY anjlok selama lima hari beturut-turut ke level rendah satu tahun. Menurut Boris Schlossberg dari BK Asset Management, Yield Curve Control yang dijalankan oleh BoJ, turut mempengaruhi suku bunga riil. Hal ini menyebabkan divergensi yang signifikan dengan mata uang Jepang.

Untuk pair EUR/USD, Lien menyoroti kenaikan kasus infeksi virus Corona di Eropa. ECB memang menyatakan tak khawatir terhadap level Euro saat ini. Akan tetapi, jika kebijakan pembatasan sosial yang mungkin harus diberlakukan lagi dapat menyebabkan perlambatan lebih jauh, maka bank sentral harus mengubah pandangan terhadap nilai tukar Euro sekarang.

Tinggalkan sebuah Komentar

Copyright © 2024. All Rights Reserved. Seputar Forex
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. Seputar.Forex tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.