PMI Jasa Inggris Naik Tipis, GBP/USD Tergelincir

Indeks purchasing managers’ index (PMI) Jasa Final Inggris versi IHS Markit direvisi naik ke 53.6 pada bulan Desember. Hasil tersebut sedikit lebih baik daripada ekspektasi dan estimasi flash di 53.2. Namun, dibandingkan dengan data di bulan November, PMI Jasa Inggris kali ini turun dan bahkan menjadi yang terendah sejak Maret 2021.

Kebijakan pemerintah Inggris untuk kembali memberlakukan restriksi sosial demi mencegah penyebaran infeksi COVID varian Omicron, ditengarai menjadi penyebab utama lesunya aktivitas sektor jasa Inggris di akhir tahun. Walaupun varian virus Omicron terbilang tak begitu tinggi di Inggris, yakni dengan prevalensi 1:15 orang, PM Boris Johnson menegaskan bahwa dirinya tak akan segan untuk memperketat restriksi apabila diperlukan.

Pasca laporan tersebut Poundsterling tergelincir terhadap Dolar AS. Di sesi perdagangan Kamis (06/Januari) malam ini, GBP/USD diperdagangkan di 1.3531, turun 0.17% dari harga pembukaan. Penguatan Dolar AS setelah notulen FOMC menunjukkan sentimen hawkish, turut menambah beban bagi Pound untuk naik.

Notulen rapat FOMC tanggal 14-15 Desember 2021 mengungkapkan bahwa para pejabat The Fed menilai pasar tenaga kerja yang “sangat ketat” memungkinkan kenaikan suku bunga lebih cepat guna meredam laju inflasi. Notulen FOMC juga mengisyaratkan kesediaan bank sentral untuk melaksanakan Quantitative Tightening (QT), yakni mengurangi jumlah aset dalam neraca The Fed yang telah dibeli selama program Quantitative Easing.

Kendati demikian, secara umum GBP/USD telah mengawali 2022 ini dengan penguatan berkat kejutan kenaikan suku bunga BoE pada Desember lalu. Di awal pekan ini, Pound berhasil bertahan stabil di atas level rendah satu tahun terhadap Dolar AS. Para investor pun mengekspektasikan BoE akan menaikkan suku bunga lagi di bulan Maret mendatang.

Perhatikan EUR/GBP

Para analis forex mengatakan, untuk saat ini prospek pergerakan EUR/GBP akan lebih menarik ketimbang GBP/USD. Pasalnya kebijakan moneter BoE lebih ketat daripada ECB. Kondisi ekonomi Inggris juga dinilai lebih menjanjikan daripada Zona Euro.

Geoff Yu, pakar forex dari BNY Mellon mengatakan bahwa keunggulan Sterling versus Euro sudah diperkirakan. “Kecuali lonjakan pertumbuhan yang sangat tidak mungkin didorong oleh produktivitas atau keuntungan pendapatan riil, semua risiko ke Inggris sekarang turun. Negara tersebut masih berjuang untuk memanfaatkan kekurangan relatifnya,” tulisnya.

Saat berita ini ditulis, EUR/GBP naik tipis 0.1% ke 0.8348.

Tinggalkan sebuah Komentar

Copyright © 2024. All Rights Reserved. Seputar Forex
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. Seputar.Forex tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.