Sempat terjungkal cukup dalam setelah laporan PMI Inggris, Poundsterling mulai mengurangi penurunan di sesi perdagangan Selasa (23/Agustus) malam. GBP/USD mulai stabil di kisaran $1.2725, setelah semat jatuh ke $1.2615.

Indeks PMI S&P Global/CIPS turun menjadi 47.9 pada bulan Agustus dari ekspektasi 50.8 pada bulan Juli, level terendah sejak Januari 2021. PMI manufaktur Inggris turun dari 45.3 menjadi 42.5, terendah sejak Mei 2020, sementara indeks sektor jasa turun dari 51.5 menjadi 48.7, menyamai level terendah dalam dua tahun di bulan Januari.
Buruknya data tersebut memicu spekulasi bahwa Bank of England (BoE) bakal mengerem kenaikan suku bunganya. Menurut Kirstine Kundby-Nielsen, analis di Danske Bank, “Yang penting adalah PMI jasa dan komposit kini berada di bawah 50 dan berada di wilayah kontraksi,” kata Kirstine Kundby-Nielsen, analis di Danske Bank.
“Ini merupakan tanda bahwa beberapa kenaikan suku bunga Bank of England di masa lalu mulai membuahkan hasil. Hal itu tercermin dalam pergerakan pound hari ini,” Kundby-Nielsen menambahkan.
Data yang lebih lemah telah membuat para pedagang di pasar uang mengurangi pertaruhan mengenai di mana suku bunga Bank of England (BoE) akan mencapai puncaknya.
Bank sentral Inggris telah menaikkan suku bunga sebanyak 14 kali sejak Desember 2021. Suku bunga Inggris kini berada di level tertinggi sejak 2015, yakni sebesar 5.25%. Pasar memperkirakan tingkat suku bunga akan mencapai puncaknya pada 6%. Namun, kini hanya terjadi dua kali kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.75%.
Pound Bakal Melemah Dalam Jangka Menengah
Jordan Rochester, ahli strategi senior FX G10 di Nomura, memperkirakan pound akan turun menjadi $1.22 karena semakin banyak bukti perlambatan yang muncul. Sehingga, BoE bakal menghentikan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
“Kemarin CBI-lah yang mengatakan bahwa Inggris tidak mempunyai masalah inflasi… Namun, hari ini (masalahnya) adalah PMI,” kata Rochester. Ia merujuk pada data dari Konfederasi Industri Inggris (CBI) hari ini. Data tersebut menunjukkan ekspektasi harga output produsen turun ke level terendah sejak Februari 2021.