Harga emas turun di sesi perdagangan Senin (12/Februari) malam menjelang laporan data Inflasi CPI AS dan sejumlah komentar dari para anggota FOMC The Fed. Emas spot turun setengah persen ke $2,014.70 per ounce. Emas futures anjlok dengan persentase yang sama ke $2,028.60 per ounce. Grafik XAU/USD menunjukkan penurunan harga emas 0.35% ke $2,017.16.

Penantian terhadap rilis data Inflasi CPI AS besok, disinyalir menjadi penyebab rendahnya volume perdagangan di pasar hari ini. Tak hanya emas, rival emas seperti Dolar AS dan yield obligasi terpantau tak menunjukkan gerakan signifikan.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan bahwa pemotongan suku bunga The Fed kemungkinan akan digeser setidaknya ke semester kedua tahun 2024 ini. Pasalnya, data ekonomi terbaru masih terlalu kuat, bahkan mungkin hingga bulan Mei.
Jika data Inflasi AS mendingin, maka barulah harga emas akan naik. Namun, jika hasil menunjukkan sebaliknya, maka harga emas akan tertekan. Konsensus memprediksi inflasi tahunan AS di kisaran 2.9%, lebih rendah daripada 3.4% pada bulan Januari.
Pasar Cari Petunjuk Kapan Fed Rate Cut Dilaksanakan
Selain karena penantian rilis data, lemahnya harga emas hari ini disebabkan juga oleh reli di pasar saham. Dow Jones dan saham-saham teknologi AS justru naik mengantisipasi rangkaian laporan inflasi AS dan data Penjualan Ritel.
Komentar beberapa pejabat penting The Fed turut menjadi sorotan. Minggu lalu, para pembuat kebijakan moneter di bank sentral AS tersebut menyiratkan keengganan mereka untuk memotong suku bunga dalam waktu dekat. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya akan menunggu inflasi untuk turun ke kisaran 2% secara stabil sebelum memotong suku bunga.
Bart Melek, analis di TD Securities mengatakan bahwa harga emas akan diperdagangkan di kisaran $2,200/per ounce pada kuartal berikutnya dengan memperhatikan penundaan suku bunga The Fed, permintaan emas fisik yang kuat, dan pembelian sektor resmi.