Harga emas berusaha keras untuk mempertahankan level di atas $1,900 yang diperoleh pasca rilis data NFP AS dan krisis perbankan AS. Data Ketenagakerjaan AS tersebut memang masih solid, tetapi krisis perbankan AS menjadi fokus para investor. Hal itu memunculkan ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga The Fed.
Harga emas spot turun setengah persen ke $1,903.20 per ounce pada pukul 09:42 GMT. Begitu pula dengan harga emas futures yang turun dengan persentase yang sama ke $1,906.90.

Emas mendulang kenaikan hingga lebih dari 2% dalam dua sesi berturut-turut dengan para investor yang ketakutan mencari aset safe haven setelah kolapsnya Sillicon Valley Bank (SVB). Namun demikian, Indeks Dolar AS juga dicari oleh para investor sehingga emas fisik menjadi lebih mahal bagi para pembeli dengan mata uang selain Dolar AS.
“Emas mengambil napas setelah kenaikan terakhir yang dipicu oleh merebaknya kekhawatiran,” kata Han Tan, analis Exinity, merujuk pada krisis perbankan. “Namun, selama penyebaran risiko yang berasal dari masalah SVB yang sedang berlangsung tetap ada, maka masih ada potensi yang meningkatkan risiko resesi. Hal itu sementara ini akan membuat aset safe-haven tetap ditawar dengan baik.”
Bank-bank besar dunia mulai menaikkan Outlook mereka terhadap emas. ANZ dan Citi adalah dua dari bank besar yang menaruh ekspektasi kenaikan harga emas di tengah gejolak SVB.
Di samping itu, fokus pasar kini akan tertuju pada laporan CPI AS. Jika inflasi AS tercatat lebih rendah daripada perkiraan pasar, maka The Fed memiliki kemungkinan untuk menahan laju kenakaikan suku bunga. Harga emas akan beredar di kisaran pertengan $1,900, demikian analisis tambahan dari Han Tan.
Tentang Kolapsnya SVB
Silicon Valley Bank (SVB) adalah salah satu bank besar yang paling berpengaruh di Amerika Serikat karena hubungannya dengan pusat inovasi teknologi terpenting negara tersebut, Silicon Valley. Pihak SVB mengumumkan rencana untuk menjual saham senilai USD2.25 miliar guna menambah pendanaan bank, setelah mengalami kerugian besar dalam proyek investasinya. Namun, upaya SVB tersebut dilaporkan gagal.
Akibatnya, terjadilah kepanikan di kalangan investor yang mengkhawatirkan efek domino (contage) dari krisis tersebut. Saham-saham sektor perbankan anjlok, termasuk bank-bank ternama seperti Barclays dan HSBC.