Data ekonomi AS dan komentar pejabat bank sentral mengenai waktu pemotongan suku bunga masih menjadi perhatian utama para trader emas saat ini. Harga emas naik tipis di sesi perdagangan Rabu (28/Februari) malam. Emas spot naik 0.2% ke $2,032.90 per ounce. Emas futures stabil di level $2,043.90 per ounce. Grafik XAU/USD menunjukkan trend stabil dengan kenaikan 0.11% ke $2,032.10.
Menurut pakar pasar, katalis utama pergerakan harga emas saat ini adalah pernyataan The Fed. Bob Haberkorn, analis RJO Futures menuturkan bahwa lonjakan harga emas kerap muncul saat The Fed menyinggung soal pemotongan suku bunga (Rate Cut). Di samping itu, data ekonomi yang paling diperhatikan pekan ini adalah data PCE Inflasi AS karena menjadi data yang dipertimbangkan oleh bank sentral AS. Haberkorn memprediksi lompatan harga emas ke kisaran $2,050 jika laporan Inflasi AS besok menunjukkan pendinginan.
Williams Memandang Target Inflasi Masih Jauh Tercapai
Komentar terbaru dari pejabat The Fed turut membangun spekulasi penurunan suku bunga yang diperkirakan pada di bulan Juni. Spekulasi tersebut sebenarnya melambat jika dibandingkan dengan ekspektasi Rate Cut sebelumnya yang memperkirakan terjadi di bulan Maret.
Hari ini adalah giliran John Williams yang bersuara. Presiden The Fed untuk wilayah New York tersebut mengatakan bahwa meskipun tekanan inflasi sudah cukup menurun, dia belum siap untuk mengatakan bahwa bank sentral telah melakukan semua yang perlu dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke target The Fed sebesar 2%.
“Meskipun perekonomian telah menempuh perjalanan panjang menuju keseimbangan yang lebih baik, tetapi kami belum mencapai sasaran inflasi 2%,” kata Williams. “Saya berkomitmen untuk sepenuhnya memulihkan stabilitas harga dalam konteks perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja.”
Adapun rilis data GDP AS malam ini hanya memberikan sedikit dongkrakan bagi emas. Ekonomi AS dilaporkan hanya tumbuh 3.2% di kuartal terakhir 2023, direvisi lebih rendah dari data sebelumnya 3.3%. Harga emas menguat karena konsensus mengekspektasikan tidak ada revisi. Data pertumbuhan yang direvisi turun menumbuhkan harapan akan pemotongan suku bunga The Fed.
“Tanda-tanda melemahnya perekonomian diperkirakan akan mendukung emas karena memberikan tekanan yang lebih besar pada bank sentral untuk menurunkan suku bunga,” kata Frank Watson, analis pasar di Kinesis Money.