Harga emas tergelincir di sesi perdagangan Jumat dini hari, setelah data mengenai Jobless Claims AS dirilis. Selain itu, kabar yang menyebutkan bahwa kenaikan infeksi Covid-19 di Beijing cukup terkendali, juga membuat harga emas kekurangan pendorong bullish.
Harga emas spot turun 0.1 persen ke $1,724.99 per ounce pada pukul 18:57 GMT. Secara umum, harga emas spot masih terkonsolidasi di kisaran level tinggi sejak tanggal 10 Juni. Sedangkan harga emas futures merosot 0.3 persen ke $1,731.10.
Gelombang baru virus Corona kembali melanda Amerika Serikat dan China. Di AS, kenaikan kasus infeksi virus naik 3.9 persen di Florida. Sedangkan di China, kegiatan perjalanan kembali dibatasi karena terdapat kemunculan infeksi baru setelah Lockdown dibuka.
“Harga emas menyerahkan perolehan di sesi sebelumnya karena laporan positif dari Beijing yang menyebutkan bahwa mereka telah menanggulangi penyebaran (virus Corona),” kata analis OANDA, Edward Moya. “Data Klaim Pengangguran membaik. Situasi ekonomi mulai membaik akhirnya.”
Waspadai Risiko Yang Menyertai Pemulihan Ekonomi
Klaim Pengangguran mingguan AS terus menurun. Data terbaru pekan lalu, walaupun tidak sebaik ekspektasi, tetapi masih lebih baik daripada sebelumnya. Angka permohonan tunjangan pengangguran mulai menjauhi 6juta, seperti yang tercapai di bulan Maret lalu. Sayangnya, laju pemulihan pasar ketenagakerjaan AS terbilang lambat.
Pasar hendaknya telah memahami bahwa pembukaan ekonomi kembali, mengandung risiko. Ketua The Fed Jerome Powell, dalam testimoninya di depan Senat kemarin pun telah mengungkapkan hal tersebut.
“Risiko-risiko yang menyertai pemulihan ekonomi, khususnya yang behubungan dengan kenaikan kasus virus Corona baik di AS maupun China, terus menunjukkan Price Action harga emas. Namun, berkurangnya permintaan fisik tampaknya akan membuat emas menyentuh $1,700 – $1,750 dalam waktu dekat,” ungkap analis MKS PAMP dalam catatan yang dirangkum oleh Reuters.