Harga emas naik sekitar 1 persen di sesi perdagangan Rabu dini hari. Level tersebut merupakan tertinggi satu pekan, dan terdorong oleh pelemahan Dolar AS dan penurunan yield obligasi.
Harga emas spot naik 0.8% ke $1,743.04 per ounce pada pukul 18:11 GMT, setelah menyentuh lvel tertinggi sejak tanggal 25 Maret. Kenaikan harga emas 0.89% juga tergambar dalam chart XAU/USD berikut ini, dan diperdagangkan di $1,743.62.

Dolar AS yang melorot ke level rendah dua pekan membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor dengan mata uang lain. Sedangkan yield obligasi 10-tahunan AS, saat ini juga tak secemerlang level-levelnya di bulan Maret pekan lalu.
Meski demikian, kenaikan harga emas ini diperkirakan hanya sementara saja. Phillip Streible dari Blue Line Futures Chicago, mengatakan bahwa harga emas terangkat sementara akibat penurunan tipis dalam indeks Dolar AS dan yield obligasi US Treasury. “Reli ini tak memerlukan kelanjutan… $1,750, saya rasa akan menjadi poin resisten,” prediksi analis tersebut.
Senada dengan Streible Bart Melek dari TD Securities mengatakan, “Para investor yakin bahwa kita tidak akan melihat lonjakan besar dalam yield. Hal inilah yang membuat harga emas rebound secara teknikal,”
S&P 500 menyentuh rekor tinggi dalam empat sesi perdagangan, hingga hari Selasa kemarin. Optimisme pemulihan ekonomi dan data ketenagakerjaan AS yang lebih baik daripada ekspektasi, menjadi pendukung sentimen minat risiko hari ini.
“Agar perjalanan harga emas dapat kembali ke pijakan yang kuat … kita membutuhkan dorongan dari masalah geopolitik atau kenaikan inflasi secara lebih agresif daripada antisipasi pasar,” kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
Selanjutnya, pasar akan menunggu petunjuk lebih lanjut dari notulen FOMC yang akan dirilis pekan ini. Senin kemarin, Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester, mengisyaratkan optimime. Mester mengatakan bahwa Outlook ekonomi AS semakin cerah, tetapi bank sentral masih harus mempertahankan kebijakan moneter akomodatifnya.