Euro menguat tipis setelah pengumuman kebijakan moneter European Central Bank (ECB) pada Kamis malam kemarin. Bank sentral tersebut memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasinya dalam program bantuan pandemi (PEPP). Kondisi finansial dinilai membaik dan kenaikan inflasi cukup mendukung untuk pelaksanaan penguerangan stimulus.
“Kondisi keuangan yang menguntungkan dapat dipertahankan dengan laju pembelian aset bersih yang lebih rendah di bawah program pembelian darurat pandemi (PEPP) dibandingkan dua kuartal sebelumnya,” tulis ECB dalam statement-nya pada Kamis (08/September) malam kemarin.
Dalam konferensi pers setelah pengumuman Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa ECB telah menaikkan target inflasi sedikit ke atas. Akan tetapi, dalam jangka menengah mereka tetap di bawah target 2.0%. ECB juga merilis perkiraan inflasi baru dengan peningkatan untuk 2021 menjadi 2,2% dari 1,9% sebelumnya.
Dalam dua kuartal terakhir, ECB telah membeli sekitar 80 miliar euro obligasi pemerintah setiap bulan. Walaupun ECB tidak memberikan petunjuk numerik untuk tiga bulan ke depan, tetapi analis telah memperkirakan bahwa pembelian obligasi PEPP akan turun menjadi antara 60 miliar dan 70 miliar euro pada bulan-bulan itu.
“ECB menyampaikan kebijakan sesuai dengan yang diharapkan hari ini,” kata analis di TD Securities dalam sebuah laporan. “Ke depan, fokusnya adalah pada bagaimana ECB mendefinisikan “secara moderat” terkait jumlah (pembelian obligasi) . Keputusan (pembelian obligasi) yang kurang dari €60 miliar/bulan bisa menjadikan (euro) bearish.”
Kebijakan moneter ECB dinilai dovish oleh pasar. Oleh karena itu, Euro tetap stabil terhadap Dolar AS. EUR/USD diperdagangkan di 1.1830 saat berita ini ditulis, cukup stabil dibandingkan dengan posisi sebelumnya.

Sebaliknya, Euro justru melemah terhadap Poundsterling. Penurunan EUR/GBP mencapai hampir setengah persen kemarin, Saat berita ini ditulis pada Jumat malam, EUR/GBP diperdagangkan di 0.8540 dengan volume yang tipis.