Euro makin menguat di tengah pelemahan Dolar AS hari ini, menyusul pembukaan kembali London setelah liburan Natal. Saat kabar ini diturunkan Selasa (29/Desember) malam, EUR/USD naik 0.36 persen ke 1.2258, melanjutkan kenaikannya kemarin.
Pasar Eropa masih mencerna hasil kesepakatan perdagangan dan Inggris-Uni Eropa pekan lalu. Kendati kurang komprehensif, setidaknya kesepakatan tersebut menepis kemungkinan terjadinya No Deal Brexit.
EUR/GBP diperdagangkan di 0.908, setelah melejit hampir 1 persen Senin malam kemarin. Sedangkan GBP/USD naik 0.25 persen ke 1.3484, setelah melemah 0.72 persen kemarin.
Nick Nelson, analis forex dari European Equity Strategy mengatakan bahwa timnya menargetkan Cable akan mencapai $1.44 di akhir tahun 2021. Hal itu akan membuat pasangan mata uang tersebut 4 persen di bawah level sebelum vote Brexit tahun 2016.
Akan tetapi, menurut Bart Wakabayashi dari State Street Bank and Trust, perjanjian yang dicapai oleh Inggris dan Uni Eropa kemarin pada dasarnya bukanlah sesuatu yang esensial bagi pasar finansial. Oleh sebab itu, ke depan hal ini akan sangat negatif bagi Inggris.
Rencana Kenaikan BLT Untuk Warga AS
Di sisi lain, Dolar AS melemah menyusul perkembangan terbaru paket stimulus ekonomi AS dari Washington. House of Representatives AS mengadakan pemungutan suara kemarin, demi mendapatkan persetujuan untuk menaikkan jumlah bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga AS dari $600 menjadi $2000. Lalu, hasil pemungutan suara tersebut akan diserahkan kepada Senat untuk diambil voting kembali.
Menurut Elias Haddad, analis dari CBA, secara umum defisit neraca besar Amerika Serikat akan mengarah pada pelemahan Dolar AS. Di samping itu, valuasi menunjukkan bahwa masih banyak ruang bagi mata uang AS untuk menyesuaikan diri ke level yang lebih rendah.
Data yang dirilis oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) kemarin menunjukkan, para trader menaikkan pertaruhan mereka terhadap Dolar AS dalam pekan yang berakhir tangga 21 Desember menjadi $26.6 miliar. Hal itu merupakan yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir menurut kalkulasi Reuters.