Dolar AS naik di sesi perdagangan Selasa malam, menyusul kenaikan yield obligasi US Treasury. Sedangkan Yen, stabil setelah merosot di sesi sebelumnya karena Bank of Japan (BoJ) mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan kebijakan moneter ultra longgar.
Federal Reserve AS akan menggelar rapat pekan depan. Para pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS tersebut akan memberikan sinyal kenaikan suku bunga pada bulan Maret. Jika benar, maka itu akan menjadi kenaikan pertama kali sejak pandemi virus Corona.
Fed Fund Futures telah mengantisipasi empat kali kenaikan suku bunga di tahun 2022 ini. Seiring dengan persiapan para investor akan kemungkinan The Fed untuk bersikap lebih hawkish daripada ekspektasi tersebut, Yield pun melonjak. Yield obligasi dua tahunan, khususnya, menunjukkan kenaikan signifikan hingga 1% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Sedangkan yield obligasi 10-tahunan AS menyentuh 1.856% malam ini.
Merespon kenaikan yield, Dolar AS pun menguat. Indeks Dolar AS naik setengah persen ke level tinggi satu pekan di 95.72. Sebelumnya, kenaikan Indeks Dolar AS hanya 0.4% ke 95.63. Di akhir pekan lalu, Dolar AS juga cenderung menguat walaupun Retail Sales AS turun.
Namun demikian, Ntonifor mencatat bahwa Dolar AS kemungkinan hanya akan menguat dalam jangka pendek, yakni sekitar tiga hingga enam bulan lagi saja. “Sejauh Anda telah menangkap pikiran investor bahwa Fed akan menjadi salah satu bank sentral yang lebih hawkish pada tahun 2022 dalam menaikkan suku bunga, maka akan ada aliran masuk ke dolar pada posisi spekulatif,” imbuh Ntonifor.
USD/JPY Terapresiasi Divergensi BoJ-Fed
Di sisi lain, pagi tadi Yen terpukul terhadap Dolar AS. USD/JPY sempat melonjak hampir setengah persen menembus level tinggi 115, setelah BoJ berkomitmen mempertahankan kebijakan moneter longgarnya. Namun saat berita ini ditulis, USD/JPY sudah stabil di kisaran 114.610.
Analis MUFG Lee Hardman menulis bahwa divergensi kebijakan antara BoJ dan The Fed semakin lebar. Hal itulah yang mendorong naik USD/JPY. Apabila The Fed terus mempertahankan sentimen hawkish, maka pasangan mata uang tersebut akan terus menanjak.