Sempat meroket kemarin, Dolar AS stabil dan menghentikan relinya malam ini. Para investor sedang melakukan penyesuaian pasca testimoni Ketua The Fed Jerome Powell mengenai prospek kenaikan suku bunga yang semakin kuat. Di sesi perdagangan Rabu (08/Maret) malam, Indeks Dolar AS diperdagangkan di 10.57, masih di kisaran level tinggi sehari sebelumnya.

Powell mengatakan bahwa The Fed kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih daripada ekspektasi. Hal itu dilakukan sebagai respon terhadap data ekonomi AS yang solid akhir-akhir ini. Pimpinan bank sentral AS tersebut bersiap untuk bertindak dengan langkah yang lebih besar jika “keseluruhan” informasi nantinya menunjukkan hasil yang lebih kuat sehingga kebijakan pengendalian inflasi harus diketatkan.
“Data ekonomi terbaru menunjukkan hasil yang lebih kuat daripada ekspektasi, yang mana level inflasi terkini akan lebih tinggi daripada antisipasi sebelumnya,” tutur Powell di hadapan Senate Banking Committee. “Jika data secara keseluruhan mengindikasikan bahwa pengetatan lebih cepat sudah dibutuhkan, maka kami akan bersiap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga.”
Pasar Naikkan Persentase Rate Hike
Pernyataan Powell tersebut membuat para trader sontak menaikkan ekspektasi terhadap suku bunga AS ynag lebih tinggi. Fed fund futures sekarang memasang ekspektasi 66% akan potensi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada rapat FOMC 21-22 Maret mendatang. Pada September nanti, suku bunga The Fed diperkirakan sudah menduduki 5.62%.
“Saya rasa Powell tidak menyampaikan sesuatu yang kita belum tahu. Menurut saya, pernyataan Powell hanya menunjukkan sensitivitas pasar dan ketidakpastian tentang dimana puncak suku bunga The Fed akan tercapai,” kata Marc Chandler, kepala Bannockburn Global Forex di New York.
Testimoni Powell digelar dua hari ini. Malam ini, petinggi The Fed tersebut diperkirakan akan mengungkapkan pernyataan serupa. Selanjutnya, fokus pasar akan tertuju pada data NFP AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Menurut Chandler, Dolar AS sudah mengalami sell-off besar dalam empat bulan terakhi. Oleh karena itu, lonjakan kemarin merupakan bentuk koreksi yang sudah sewajarnya terjadi.
Dolar turun 0.26% menjadi 136,80 yen, setelah mencapai 137.90, yang tertinggi sejak 15 Desember. Sterling naik 0.06% menjadi $1,1834, pasca jatuh ke $1,18105, terendah sejak 21 November. Aussie naik 0.23% pada $0,6600, dari $0,6568 sebelumnya, terendah sejak 10 November.