Dolar AS menguat terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Kamis, menyusul penerapan pembatasan sosial di Inggris. Restriksi sosial tersebut bertujuan membatasi penyebaran varian Omicron. Akibatnya, minat risiko mengendur.
“Menurut saya, kita sedang melihat suatu kehati-hatian di pasar karena Omicron. Saya pikir kekhawatiran bahwa itu akan lebih buruk daripada Delta telah berkurang. Namun, laporan tentang betapa mudahnya menularkan strain telah menyebabkan kehati-hatian ekstra,” kata John Doyle, analis dari Tempus Inc.
“Ada kekhawatiran tentang bagaimana pemerintah dapat bereaksi, dan ‘Plan B’ Inggris adalah contoh yang bagus.”
PM Inggris Boris Johnson mengumumkan pemberlakuan pembatasan yang dinamakan Plan B. Kebijakan untuk mencegah meluasnya varian Omicron tersebut mengharuskan warga Inggris untuk kembali bekerja dari rumah, menggunakan masker di tempat umum, dan melakukan vaksinasi booster.
Johnson mengatakan Omicron menyebar dengan cepat dan dia tidak punya pilihan selain pindah ke “Rencana B” sementara program booster vaksin dipercepat.
Kebijakan tersebut menyurutkan minat risiko yang sempat bergolak beberapa hari lalu. Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang mayor kecuali Yen Jepang. USD/JPY terpantau melemah 0.2% malam ini.
Di samping itu, para investor juga menunggu data inflasi AS pada hari Jumat besok. Hasil laoran diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai strategi Federal Reserve pada kenaikan suku bunga.
“Saya rasa sejumlah posisi di pasar defensif menjelang data CPI besok dan berbagai pertemuan bank sentral minggu depan,” kata Doyle.
Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa, dan Bank sentral Inggris dijadwalkan akan menggelar rapat membahas kebijakan moneter minggu depan. Para investor fokus pada petunjuk kebijakan moneter ke depan, terutama dari The Fed. Sebagian analis memperkirakan bahwa percepatan tapering tak dapat dihindari.
One Response to “Dolar AS Naik Pasca Restriksi Plan B Inggris”