Dolar AS menguat terhadap Yen dan Euro di sesi perdagangan Selasa malam ini. Ekspektasi akan percepatan pertumbuhan ekonomi AS yang didukung oleh rencana anggran infrasturuktur masif Biden membuat yield US Treasury menanjak dan mengangkat mata uang AS.
EUR/USD turun 0.40 persen ke 1.1718 dan USD/JPY yang naik dengan persentase yang sama ke 110.26, level tertinggi sejak tanggal 26 Maret 2020. Menurut para analis, Yen menjadi mata uang yang paling terpengaruh oleh ekspektasi kenaikan inflasi AS. Pair USD/JPY berbanding positif dengan yield obligasi jangka panjang AS.

Yield obligasi 10-tahunan US Treasury melesat sehari sebelum Presiden AS Joe Biden meluncurkan rencana anggaran terbarunya. Dana sekitar $3 – $4 trililun akan digelontorkan untuk sektor infrastruktur di negaranya.
“Akselerasi rollout vaksin dan ukuran rencana infrastruktur merupakan penyebab kenaikan yield dan Dolar AS menmanfaatkannya,” kata John Doyle, wakil presiden Tempus Inc. Dolar AS juga mendapatkan support dari para investor yang mencerna masalah margin call yang mengancam Archegos Capital.
Kemarin, Indeks S&P dan Nasdaq rontok setelah bank-bank dunia menyatakan terdampak keteledoran sebuah lembaga hedge fund Archegos Capital. Para analis mengatakan bahwa hedge fund yang bermasalah tersebut memiliki kaitan dengan raksasa media AS dan perusahaan teknologi China, sehingga dampaknya terasa di pasar finansial.
Di sisi lain, Prancis dan Inggris yang masih bergelut dengan lockdown, harus merelakan Outlook ekonomi jangka pendeknya lesu. Spread yang melebar antara yield AS dan Jerman, turut menambah tekanan bagi Euro. Spread obligasi kedua negara tersebut melebar sejak satu tahun terakhir.