Dolar AS bergerak di kisaran level tinggi empat bulan dan ekuitas global sedikit berubah di sesi perdagangan Kamis malam. Para investor sedang mempertimbangkan kenaikan kasus virus Corona di Eropa, dibandingkan dengan kemajuan pengurangan jumlah penganggruan di AS. Kesimpulan sementara menunjukkan bahwa ekonomi AS sudah rebound dari pandemi.
Pasar Eropa menurun menyusul lonjakan kasus virus Corona di Jerman sejak tanggal 9 Januari. Selain itu, jumlah orang yang membutuhkan perawatan intensif akibat virus Corona di Prancis masih tinggi.
Indeks Dolar AS menyentuh level tertinggi sejak November kemarin. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar naik 0.38 persen ke 92.87. Sedangkan EUR/USD turun 0.27 persen ke $1.178.

“Dolar AS jelas sedang kritis,” kata analis James Athey dari Aberdeen Standard Investments. “Jika Dolar mulai reli, maka itu akan menjadi masalah. Artinya, komoditas akan melemah, negara berkembang melemah, serta menyebabkan ketidaksesuaian inflasi yang mana berlawanan dengan narasi (kenaikan inflasi) saat ini.”
Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis malam ini mendukung penguatan Dolar. GDP AS final ber
ekspansi 4.3 persen di kuartal keempat 2020, lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya di 4.1 persen. Menurut data pemerintah AS, hal ini terjadi berkat peningkatan dalam investasi bisnis.
Unemployment Claims untuk pekan lalu dilaporkan menurun. Jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran berkurang dari 781,000 ke 684,000. Angka tersebut lebih baik daripada ekspektasi penurunan ke 727,000 klaim.
Namun demikian, para ekonom tampak kurang puas dengan jumlah Klaim Pengangguran tersebut. Menurut mereka, itu artinya bahwa di bulan Maret ini masih ada total 18.953 juta orang yang membutuhkan tunjangan. “Kami tahu bahwa ekonomi telah siap untuk mulai benar-benar mengalami percepatan pada kuartal kedua,” kata Davis Kelly, analis dari JPMorgan. “Tapi kami belum melihat akselerasi tersebut, jadi itulah yang kami tunggu.”