Harga emas semakin meninggi, setelah data-data ekonomi penting AS menunjukkan pelemahan. Hal itu memupus harapan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga bulan depan. Harga emas spot naik menunjukkan kenaikan 0.41% ke $1,944.85. Emas futures juga naik dengan persentase yang sama ke $1,974.00.

Data ADP Non-Farm Employment Change untuk bulan Juli dilaporkan lebih rendah daripada ekspektasi, dengan turun dari 371K ke 177K. Di sisi lain, data pertumbuhan GDP Amerika Serikat Premiliminary yang merosot dari 2.4% ke 2.1% dalam basis kuartalan, dengan ekspektasi stagnan.

“Emas diperdagangkan pada level tertingginya pada bulan ini karena laporan ADP dan revisi GDP yang lebih lemah dari perkiraan melanjutkan tren indikator ekonomi yang lebih lemah yang kemungkinan akan membuat The Fed menahan diri (dari kenaikan suku bunga) pada bulan September,” kata Tai Wong, analis independen yang berbasis di New York.

“Reli yang cerdas dalam seminggu terakhir menunjukkan bahwa para pedagang sedikit memasang Short. Pasar akan berkonsolidasi menjelang data utama inflasi dan gaji (NFP); langkah mundur ke atas tahun 1980 diperlukan untuk membangkitkan semangat bullish,” tambah Wong.

Dolar AS dan yield obligasi 10-tahunan melemah merespon data tersebut. Sebaliknya, emas yang selama ini ditekan ekspektasi hawkish The Fed, mulai mendapat angin segar untuk menguat di level tiga pekan.

Sejak data Job Openings kemarin, emas sudah mendulang kenaikan akibat melemahnya Dolar AS bersama dengan ekspektasi Fed Rate Hike. Menurut perangkat FedWatch dari CME Groups, pasar semakin yakin 91% bahwa September nanti, tak akan ada kenaikan suku bunga. Angka tersebut naik dari 88.5% sebelum data dirilis.

Selanjutnya pasar akan fokus pada data PCE Price Indeks dan data Non Farm Payrolls di akhir pekan ini. Analis ActivTrades, Ricardo Evangelista mengatakan bahwa kabar buruk untuk ekonomi akan menjadi kabar baik bagi emas.